Selasa, 01 Februari 2011

Ketika mimpi tidak sejalan dengan kenyataan

Mimpi sering kali menjadi awal bagi suatu hal, maksudnya adalah permulaan ketika kita berharap kemudian melakukan suatu usaha untuk mewujudkannya dalam kenyataan. Segala sesuatu didunia ini pada intinya juga dimulai dengan mimpi menjadi lebih baik atau mudah. Contoh yang real sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari  yakni internet yang sering kita gunakan untuk browsing informasi, sharing dengan family atau teman jauh, berbagai hal lainnya adalah perwujudan dari mimpi menjadikan segala sesuatu menjadi lebih efisien.
Ketika kita berani untuk bermimpi akan suatu hal, maka pada saat itu juga secara tidak langsung diri kita sendiri berusaha untuk siap akan hasil dari usaha untuk mewujudkan mimpi tersebut. Diawali dengan merencanakan sebuah kegiatan untuk mencapainya, lalu mengolah potensi dalam diri agar benar-benar maksimal, kemudian turun dengan usaha melakukan kegiatan, dan melakukan evaluasi setiap melakukan kegiatan yang menjadi usaha kita dalam mewujudkan mimpi secara continue. Pada akhirnya dari usaha tersebut dapat kita simpulkan dari pertanyaan “apakah mimpi kita sudah tercapai atau tidak?” Dalam menjawab hal ini terkadang, kita menemui kata ‘tidak’ dan ketika hal itu terjadi seringkali kita berlarut-larut dalam kesedihan karena kecewa mungkin atas usaha yang kita nilai kurang maksimal. Sehingga pada saat kita memulai kegiatan baru lagi terkadang menyisakan rasa pesimis.
Namun hal itu seharusnya bisa kita minimalisir dengan berusaha positive thingking atas hasil dari apa yang kita lakukan, dan menjadikan batu yang menghalangi langkah kita bukan menjadi penghalang tetapi menjadi batu loncatan agar kita bisa benar-benar menggapai mimpi kita.

Tidak ada komentar:

next page